Sangatlah penting untuk memilih jenis atap yang akan digunakan pada bangunan kita, hal tersebut tentunya didasarkan pertimbangan Harga, Kekuatan serta rendah perawatan.
Ada banyak jenis atap menurut bahan dasarnya, umumnya yang dipakai masyarakat Indonesia adalah
1. Genteng Tanah
2. Genteng Keramik
3. Genteng Beton
4. Atap Metal (Seng, Genteng Metal, Galvalum Spandek)
5. Atap Gelombang Asbes
Pada masing-masing jenis atap tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, kembali lagi pada pengguna yang menyesuaikan dengan anggaran.
1. Genteng Tanah
Namanya genteng tanah, tentunya berasal dari tanah, Tanah yang digunakan adalah tanah liat yang dibentuk, lalu di tekan kemudian dibakar. Karena masih dibuat secara manual dan tradisional, maka jangan heran menemukan bentuk dan ukuran yang tidak sama satu dengan yang lainnya.
2. Genteng Keramik
Tidak banyak produsen genteng keramik, umumnya dipasaran ada 3 merek yaitu Kanmuri, M Class dan KIA. Genteng jenis ini terbuat dari tanah liat juga namun pada prosesnya dikontrol lebih teliti dan dibakar pada suhu tinggi sehingga bentuk dan ukurannya memiliki toleransi yang kecil. pada permukaan Genteng diberi lapisan keramik sehingga memiliki tampilan yang istimewa dan juga tahan terhadap jamur dan lumut sehingga tampak mengkilat terus.
Genteng keramik berisi 13.6 - 14.5 keping setiap meter perseginya, tergantung dari bentuk dan produsennya, beratnya bervariasi 2.85 -3.15 kg/keping, jarak reng antara26 - 27 cm, sudut minimal yang dianjurkan adalah 25 derajat. Jarak reng untuk genteng ini harus lebih diperhatikan mengacu pada spesifikasi yang diberikan oleh produsen jikan berbeda 5mm saja, maka resikonya genteng tidak dapat dipasang.
3. Genteng Beton
Genteng beton sudah mulai diproduksi di daerah-daerah, tidak lagi terpusat di Jawa seperti halnya genteng keramik. Genteng beton terbuat dari campuran PC dan pasir yang di press menggunakan mesin kemudian dijemur hingga kering tanpa melalui proses pembakaran. Untuk menambah keindahan, permukaan genteng dapat di cat menggunkan cat minyak maupun can air atau bisa juga di glazur.
Genteng beton menghabiskan 9.7 - 10 keping untuk setiap meter perseginya, memiliki berat 4.2 -5.2 kg/ kepingnya, jarak reng antara 25 - 35 cm, karena genteng ini ada yang berukuran lebar 40 cm dan tinggi 30 cm (horizontal) dan ada yang berukuran lebar 30 cm dan tinggi 40 cm (vertikal). Jarak reng memiliki toleransi yang lebih lebar., sudut atap yang dianjurkan untuk jenis genteng ini adalah 25 derajat untuk menghindari kebocoran akibat rembesan dari samping genteng dan teknik pemasangannya dianjurkan zigzag seperti pasangan bata.
4. Atap Metal (seng, genteng metal, spandek)
Jenis atap metal yang umum dipakai sejak jaman dahulu adalah seng gelombang, seiring dengan perkembangan jaman, akhir-akhir ini muncul atap metal berbentuk genteng yang sudah diberi anti karat dalam bentuk cat, lalu muncul pula jenis spandek/trimdek. Dari tahun ke tahun, seiring dengan permintaan pasar yang menginginkan harga yang murah, kualitas seng jauh berkurang dari produksi di tahun 80-an, mulai dari ketebalan dan lapisan anti karatnya, jadi jangan heran kalau seng yang dibeli sekarang tipis dan mudah berkarat. Spandek kemudian muncul sebagai alternatif dari seng, sedikit lebih mahal, namun lebih elok dipandang namun, sama juga dengan nasib seng, sekarang sudah muncul spandek dengan ketebalan minim serta anti karat yang tidak sesuai untuk penggunaan eksterior.
Ada banyak jenis atap menurut bahan dasarnya, umumnya yang dipakai masyarakat Indonesia adalah
1. Genteng Tanah
2. Genteng Keramik
3. Genteng Beton
4. Atap Metal (Seng, Genteng Metal, Galvalum Spandek)
5. Atap Gelombang Asbes
Pada masing-masing jenis atap tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, kembali lagi pada pengguna yang menyesuaikan dengan anggaran.
1. Genteng Tanah
Namanya genteng tanah, tentunya berasal dari tanah, Tanah yang digunakan adalah tanah liat yang dibentuk, lalu di tekan kemudian dibakar. Karena masih dibuat secara manual dan tradisional, maka jangan heran menemukan bentuk dan ukuran yang tidak sama satu dengan yang lainnya.
Rata-rata menghabiskan 25 keping setiap satu meter perseginya, beratnya variasi dari 1.5 - 2.25 kg/keping, jarak reng antara 22 - 26 cm, sudut atap minimal yang dianjurkan untuk jenis genteng ini adalah minimum 25 derajat agar terhindar dari kebocoran dan genteng melorot.
2. Genteng Keramik
Tidak banyak produsen genteng keramik, umumnya dipasaran ada 3 merek yaitu Kanmuri, M Class dan KIA. Genteng jenis ini terbuat dari tanah liat juga namun pada prosesnya dikontrol lebih teliti dan dibakar pada suhu tinggi sehingga bentuk dan ukurannya memiliki toleransi yang kecil. pada permukaan Genteng diberi lapisan keramik sehingga memiliki tampilan yang istimewa dan juga tahan terhadap jamur dan lumut sehingga tampak mengkilat terus.
Genteng keramik berisi 13.6 - 14.5 keping setiap meter perseginya, tergantung dari bentuk dan produsennya, beratnya bervariasi 2.85 -3.15 kg/keping, jarak reng antara26 - 27 cm, sudut minimal yang dianjurkan adalah 25 derajat. Jarak reng untuk genteng ini harus lebih diperhatikan mengacu pada spesifikasi yang diberikan oleh produsen jikan berbeda 5mm saja, maka resikonya genteng tidak dapat dipasang.
3. Genteng Beton
Genteng beton sudah mulai diproduksi di daerah-daerah, tidak lagi terpusat di Jawa seperti halnya genteng keramik. Genteng beton terbuat dari campuran PC dan pasir yang di press menggunakan mesin kemudian dijemur hingga kering tanpa melalui proses pembakaran. Untuk menambah keindahan, permukaan genteng dapat di cat menggunkan cat minyak maupun can air atau bisa juga di glazur.
4. Atap Metal (seng, genteng metal, spandek)
Jenis atap metal yang umum dipakai sejak jaman dahulu adalah seng gelombang, seiring dengan perkembangan jaman, akhir-akhir ini muncul atap metal berbentuk genteng yang sudah diberi anti karat dalam bentuk cat, lalu muncul pula jenis spandek/trimdek. Dari tahun ke tahun, seiring dengan permintaan pasar yang menginginkan harga yang murah, kualitas seng jauh berkurang dari produksi di tahun 80-an, mulai dari ketebalan dan lapisan anti karatnya, jadi jangan heran kalau seng yang dibeli sekarang tipis dan mudah berkarat. Spandek kemudian muncul sebagai alternatif dari seng, sedikit lebih mahal, namun lebih elok dipandang namun, sama juga dengan nasib seng, sekarang sudah muncul spandek dengan ketebalan minim serta anti karat yang tidak sesuai untuk penggunaan eksterior.
Seng
Atap seng sangat ringan, beratnya tidak sampai 1 kg permeternya, Jarak reng/gordeng yang dianjurkan 60 - 85 cm sehingga pada saat melangkah di atas atap tidak terlalu jauh. Sudut minimum atap yang dianjurkan adalah 10 derajat untuk menghindari kebocoran akibat air yang balik.
Trimdek / spandek
Atap Trimdek/Spandek atap yang sedang digemari oleh masyarakat sekarang, bentuknya yang lebih cantik dari seng serta lebih tahan terhadap karat, jarak reng/gordeng yang dianjurkan sama dengan seng 60 - 85 cm, Sudut minimum atap untuk trimdek/spandek lebih kecil yaitu 5 derajat, karena gelombang atap ini lebih lebar sehingga daya tampung airnya lebih banyak
Genteng metal
Atap metal yang satu ini terbuat dari bahan metal dicetak menyerupai bentuk genteng, pemasangannya cepat rapi dan memiliki tampilan yang menarik. Jarak reng 38.5 - 40 cm, sudut minimum 25 derajat untuk mencegah kebocoran. Terdapat pula genteng metal yang dilapisi pasir.